Daftar Isi:
PENGERTIAN DASAR PANTUN
Seperti yang disebutkan dalam goresan pena diatas bahwa sebetulnya pantun sanggup didefinisikan dalam banyak sekali macam arti jikalau dilihat dari beberapa persepsi. Berikut ini beberapa pengertian dari Pantun tersebut.
Secara umum:
- Pantun pada mulanya merupakan sastra mulut namun kini dijumpai juga pantun yang tertulis.
- Pantun merupakan salah satu jenis puisi usang yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
- Pantun yaitu bisa digunakan sebagai alat pemelihara bahasa, alasannya yaitu pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
- Pantun yaitu bentuk puisi usang yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua yaitu berpola ab-ab dan dihentikan a-a-b-b, atau a-b-b-a, dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan.
- Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “petuntun”. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).
- Pantun merupakan sesuatu ucapan yang teratur, isyarat yang mendidik, bentuk kesantunan.
Pengertian Pantun Menurut Pendapat para Ahli atau Pakar
Berikut yaitu beberapa pengertian pantun berdasarkan para ahli:Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016), pantun yaitu bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”.
Menurut Herman J Waluyo (2005:32), Pantun merupakan puisi melayu orisinil yang telah mengakar usang di budaya masyarakat.
Menurut Kaswan Darmadi dan Rita Nurbaya (2008:77), Pantun merupakan jenis puisi melayu usang yang satu baitnya terdiri atas empat larik dan bersajak A-B-A-B, larik pertama dan kedua berupa sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat berupa isi sampiran tidak berisi maksud hanya diambil rima persajaknya, jadi hendak menciptakan pantun, sebaiknya menciptakan dulu isinya kemudian menyusul sampirannya.
Menurut Alisyahbana (2011:1), Pantun merupakan puisi usang yang sangat dikenal oleh orang dulu atau sangat dikenal pada masyarakat lama. Pantun mempunyai ciri-ciri menyerupai tiap bait terdiri dari empat baris dan setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata. dimana baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut dengan Isi.
Menurut Edi Warsidi Dan Farika (2008:89), Pantun merupakan bentuk puisi usang yang dikenal luas dalam banyak sekali bahasa di nusantara, dalam bahasa jawa pantun dikenal sebagai parikan, sedangkan dalam bahasa sunda pantun dikenal sebagai paparikan.
Menurut R.O. Winstedt (1958), Pantun yaitu tidaklah sebatas gubahan suatu kalimat yang mempunyai rima serta irama, akan tetapi sebuah rangkaian kata yang indah untuk melukiskan suatu kehangatan cinta, kasih saya serta rindu, dendam, penuturnya.
Baca: 9 Kata Kata Cinta Dalam Bahasa Inggris dan Artinya Akan Mencairkan Hatimu
Apabila dilihat dari pendapat yang dikemukan oleh para pakar-pakar diatas, maka sanggup disimpulkan secara singkat bahwa pantun didefinisikan sebagai sebuah bentuk puisi usang yang terdiri atas empat larik dengan rima final ab ab.
SEBUTKAN CIRI-CIRI PANTUN?
Ciri ciri dari pantun sebagai berikut.- Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
- Tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata.
- Rima final setiap baris yaitu a-b-a-b.
- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
- Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
SEBUTKAN JENIS- JENIS PANTUN
Jeni-jenis dari Pantun sebagai berikut.- Pantun Agama
- Pantun Adat
- Pantun Budi
- Pantun Jenaka
- Pantun Kepahlawanan
- Pantun Kias
- Pantun Nasehat
- Pantun Percintaan
- Pantun Peribahasa
- Pantun Perpisahan
- Pantun Teka-teki
Dari macam-macam pantun diatas kau sanggup menciptakan salah satu contohnya. Atau apabila ingin melihat contoh-contoh kau sanggup melihat di: Contoh Pantun Cinta Untuk Nembah Pacar Supaya jadi Kekasih.
PENGERTIAN DASAR SYAIR
Seperti yang disebutkan dalam goresan pena diatas bahwa sebetulnya syair sanggup didefinisikan dalam banyak sekali macam arti jikalau dilihat dari beberapa persepsi. Berikut ini beberapa pengertian dari syair tersebut.
Secara Umum:
- Syair merupakan puisi usang yang setiap baitnya terdiri 4 baris (larik) dan akhirannya berbunyi sama.
- Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Inndonesia.
- Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi`ir berkembang syu`ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata syu`ur berubah menjadi syi`ur yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
- Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang contohnya wacana suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain.
- Syair yaitu puisi atau karangan sastra melayu usang dengan bentuk terikat dan mementingkan irama sajak.
- Syair yaitu salah satu media yang biasa digunakan untuk mengungkapkan isi hati mengenai suatu peristiwa, seseorang ataupun perasaan.
- Syair yaitu puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi pesan yang tersirat atau cerita.
- Syair yaitu salah satu jenis puisi lama, ia berasal dari persia atau kini iran dan telah dibawa masuk ke nusantara gotong royong dengan kedatangan Islam.
Pengertian Syair Menurut Pendapat para Ahli atau Pakar
Berikut yaitu beberapa pengertian syair berdasarkan para ahli:Menurut Hooykaas (1947), syair yaitu bentuk puisi yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia (Melayu), hanya saja namanya merupakan sumbangan dari bahasa Arab.
Menurut Abu al-Fadl (1990: 409), asal kata syair dalam bahasa Arab, secara etimologis, kata syair berakar dari kata شعر- يشعر- شعرا- شعورا yang berarti mengetahui, merasakan, sadar, mengkomposisi, atau menggubah sebuah syair.
Menurut Jurji Zaidan (2007), syair berarti nyanyian (al-ghina`), lantunan (insyadz), atau melagukan (tartil).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002), syair adalah puisi usang yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan suara yang sama.
Apabila dilihat dari pendapat yang dikemukan oleh para pakar-pakar diatas, maka sanggup disimpulkan secara singkat bahwa syair didefinisikan sebagai sebuah bentuk puisi usang yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan suara yang sama. Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang contohnya wacana suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain.
SEBUTKAN CIRI-CIRI SYAIR?
Ciri ciri dari syair sebagai berikut.- Setiap bait terdiri dari empat baris.
- Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
- Bersajak a-a-a-a
- Semua baris yaitu isi.
- Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan
SEBUTKAN JENIS- JENIS SYAIR
Menurut isinya, syair sanggup dibagi menjadi lima jenis atau golongan, yaitu:1. Syair Panji
Syair Panji menceritakan wacana keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari isana.Contoh syair panji yaitu Syair Ken Tambuhan yang menceritakan wacana seorang putri berjulukan Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair Romantis berisi wacana percintaan yang biasanya terdapat pada dongeng yang berupa hikayat, maupun dongeng rakyat. Syair romantis biasanya dibacakan dengan berlagu seingga sanggup memberi kesan yang menarik bagi pendengar.Contoh syair romantis yaitu Syair Bidasari yang menceritakan wacana seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa usang ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan jadinya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan Syair
Kiasan berisi wacana percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap insiden tertentu.Contoh syair kiasan yaitu Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan wacana percintaan yang gagal akhir perbedaan pangkat, atau menyerupai perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
4. Syair Sejarah
Syair Sejarah yaitu syair yang berdasarkan insiden sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi wacana peperangan.Contoh syair sejarah yaitu Syair Perang Mangkasar (dahulu berjulukan Syair Sipelman), berisi wacana perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5. Syair Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Perlu kita ketahui, setiap syair niscaya mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut sanggup kita simpulkan sehabis memahami isi sebuah syair.Contoh syair agama yaitu Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para jago membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.
PERSAMAAN PANTUN DAN SYAIR
PANTUN | SYAIR |
1. Pantun dan syair biasanya terdiri dari 4 baris. 2. Sama-sama terikat oleh irama sajak. 3. Tiap baris pantun dan syair terdiri dari 8-10 suku kata. 4. Syair dan pantun yaitu puisi lama. 5. Berirama a-b-a-b/ a-a-a-a 6. Bahasanya boleh campur-campur 7. Terdiri sampiran dan isi | 1. Pantun dan syair biasanya terdiri dari 4 baris. 2. Sama-sama terikat oleh irama sajak. 3. Tiap baris pantun dan syair terdiri dari 8-10 suku kata. 4. Pantun dan syair yaitu puisi lama. 5. Syair tidak terdapat sampiran dan isi 6. Berirama a-a-a-a. 7. Bahasanya harus sama. |
PERBEDAAN PANTUN DENGAN SYAIR
PANTUN | SYAIR |
1. Bersajak ab-ab 2. Baris pertama dan kedua pada pantun disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut sampiran. 3. Bermaksud memberikan suatu pesan dengan persyaratan setiap barisnya yaitu suku kata Contoh pantun cinta: Ada golok sudah tumpul, diasah sama bang Ipul, you make may days beautiful and my nights wonderful | 1. Sajaknya aaaa. 2. Semua bab merupakan isi. 3. Berfokus pada rima Contoh Syair Cinta: Bila daku pergi nanti Bagaimana wacana urusan hati? Bukan rindu selalu tak berperi? Oh kasih, sanggupkah dikau menanti? |
Daftar Pustaka:
Alisjahbana, S.Takdir. 2011. Puisi Lama. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Darmadi, Kaswan, dan Rita Nurbaya. 2008. Buku Bahasa Indonesia SD/MI kelas IV. Jakarta, BSE.
Hooykaas, C.1947. Over Maleische Literatuur. Leiden: E.J. Brill.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai. Pustaka, Jakarta
Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.
Warsidi, Edi, dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 3. Jakarta : Pusat Perbukuan
Winstedt, R.O. 1958. A history of classical Malay literature. Journal of the Malayan Branch Royal Asiatic Society, 183, 31,3. Diakses pada tanggal 10 Februari 2019.