Tahap Pembiasaan
1. Menjadikan orang bau tanah sebagai pola (pemodelan).
2. Lingkungan fisik ramah literasi.
3. Lingkungan sosial di rumah efektif dan komunikatif.
4. membaca minimal 15 menit setiap hari.
Baca Juga:
- Logo dan Maskot Gerakan Literasi Nasional (GLN)
- Bun, Lakukan Cara ini Buat Memotivasi Anak Supaya Berprestasi di Sekolah
Tahap Pengembangan
1. Membuat kartu catatan bacaan
2. Membuat survei hasil bacaan
3. Memberi penghargaan
Tahap Pembelajaran
1. Daftar Pertanyaan Pemahaman Bacaan
2. Pengujian pemahaman isi bacaan diukur dengan skala berikut:
PELIBATAN ORANG TUA DALAM GLS
Agar orang bau tanah berpartisipasi dalam GLS:
- Dengarkan aspirasi mereka;
- Jalin komunikasi yang menghargai dan setara, dan bagikan nomor kontak sekolah kepada meraka;
- Buat semua area sekolah terbuka bagi orang tua;
- Buat area tunggu orang bau tanah menyenangkan dan kaya literasi dan sediakan buku-buku dengan topik beragam; dan
- Pertimbangkan agenda acara dan kesibukan serta kondisi sosial-ekonomi orang bau tanah dikala merancang kagiatan GLS.
Contoh acara pelibatan orang bau tanah dalam GLS:
- Orang tua/wali murid berperan dalam Tim Literasi Sekolah.
- Orang tua/wali murid menjadi relawan membaca nyaring.
- Orang tua/wali murid membantu pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan/sudut baca kelas/area baca sekolah.
- PROGRAM KANTONG BUKU. Siswa membawa kantong berisi satu buku untuk dibacakan oleh/diceritakan kepada/didiskusikan bersama orang tua/wali murid di rumah. Usai kegiatan, buku bacaan dikembalikan ke sekolah.
- Orang tua/wali murid membantu siswa berpartisipasi dalam ekspo literasi dan acara GLS lainnya.
Program 15 Menit Membaca
Kegiatan 15 menit membaca diubahsuaikan dengan kondisi sekolah, bisa di awal/sebelum KBM, atau di tengah, maupun di simpulan KBM. Namun acara di awal akan lebih baik alasannya yaitu memudahkan pengaturan agenda KBM.
Kegiatan 15 menit membaca dilakukan bertahap: sekali atau dua kali dalam seminggu, dan seterusnya, hingga sanggup dilakukan setiap hari.
Tujuan
Agar akseptor didik gemar membaca, dan membaca menjadi kebiasaan serta gaya hidup.Prinsip
- Bukan buku teks pelajaran.
- Diminati akseptor didik.
- Tidak diikuti oleh tugas-tugas lainnya.
- Dilakukan dengan pendekatan sambil bermain dan menyenangkan.
- Tidak dievaluasi.
PEMBENTUKAN TIM LITERASI SEKOLAH (TLS)
Tujuan
Memastikan Gerakan Literasi Sekolah berjalan baik.Tugas TLS
- Menjadwalkan dan mengawal agenda 15 menit membaca setiap hari.
- Melaksanakan monitoring dan penilaian internal.
- Membangun jejaring dengan pihak eksternal.
- Melibatkan publik dalam banyak sekali agenda GLS.
- Mengembangkan perpustakaan dan sudut baca sekolah.
- Bekerja sama dengan guru dan akseptor didik untuk membangun sudut baca kelas.
- Melakukan asesmen tiap ahad untuk acara yang sudah dilaksanakan.
- Mengevaluasi pelaksanaan GLS setiap semester.
Pelaksanaan
- Kepala Sekolah mencermati para guru yang sanggup menumbuhkembangkan literasi di sekolah.
- Kepala Sekolah menetapkan TLS dengan Surat Keputusan.
- Para personel TLS diberi kesempatan mengikuti pelatihan/lokakarya literasi
Struktur TLS
Struktur Organisasi TLS di Sekolah terdiri atas Ketua TLS (guru) dan anggota (minimal ada pengurus perpustakaan/taman baca sekolah dan guru lain yang telah mengikuti training perihal GLS).EKOSISTEM SEKOLAH YANG LITERAT
Lingkungan Fisik
- Karya akseptor didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah.
- Karya akseptor didik dirotasi secara berkala.
- Buku dan materi bacaan lain tersedia di sudut baca semua ruang kelas.
- Buku dan materi bacaan lain tersedia untuk akseptor didik dan orang tua.
- Kantor kepala sekolah memajang karya akseptor didik dan buku bacaan untuk anak.
- Kepala Sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.
Lingkungan Akademik
- Disediakan waktu khusus dan cukup banyak supaya terwujud penyesuaian literasi.
- Waktu berkegiatan literasi dijaga supaya tidak terbuang untuk kepentingan lain.
- Disepakati waktu terjadwal membahas pelaksanaan GLS.
- Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak.
- Ada buku wajib baca untuk warga sekolah.
- Ada kesempatan pengembangan profesional perihal literasi untuk staf.
- Seluruh warga sekolah antusias menjalankan agenda literasi.
Lingkungan Sosial & Afektif
- Penghargaan terhadap prestasi akseptor didik (akademik dan nonakademik) diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan).
- Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.
- Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi.
- Terdapat budaya kerja sama antarguru dan tenaga kependidikan, dengan mengakui kepakaran masing-masing.
- Terdapat waktu yang memadai bagi tenaga kependidikan untuk berkolaborasi dalam menjalankan agenda literasi.
- Tenaga kependidikan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
MENGEMBANGKAN SUDUT BACA DI SEKOLAH
Sudut baca yaitu perpustakaan mini di sudut ruang kelas atau area lain di sekolah.
SUDUT BACA KELAS
- Menyediakan buku-buku fiksi dan nonfiksi untuk dibaca pada acara 15 menit membaca setiap hari.
- Bacaan yang disediakan sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
- Dihiasi oleh poster kampanye membaca dan materi kaya teks lainnya.
- Dapat dikelola oleh guru, orang tua, dan siswa secara bergantian.
- Koleksi
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
- Dapat diperkaya dengan buku-buku yang dibawa siswa setiap hari.
- Dapat berupa bacaan koleksi perpustakaan yang dirotasi secara bergilir.
SUDUT BACA SEKOLAH
- Dapat dibentuk di kebun sekolah, halaman, kantin sekolah, koridor, area tunggu orang tua, dan area lain di sekolah.
- Dibuat kondusif dan menyenangkan dengan meja, kursi, dan atap.
- Koleksi buku sanggup disimpan di gerobak buku atau rak beroda supaya sanggup dipindahkan dengan leluasa.
KELAS KAYA LITERASI
Semua materi disimpan di daerah yang gampang diambil dan dikembalikan siswa. Semua materi disimpan dengan rapi dan diberi nama supaya gampang ditemukan siswa.
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Perpustakaan sekolah yaitu sentra sumber mencar ilmu di sekolah.
- Dinding perpustakaan memajang poster kampanye membaca, karya siswa, penjabaran buku, agenda dan tata-tertib memakai perpustakaan.
- Perabot yang kondusif bagi siswa.
- Rak buku diberi label sesuai dengan kategori materi pustaka. Penomoran/label rak dipasang dengan terperinci dan sistematis. Rak buku ditata supaya tidak menghalangi gerak siswa.
- Ada sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Atap perpustakaan tidak bocor, dinding dan lantai perpustakaan kokoh, nyaman dan bersih. Pintu dan jendela berfungsi dengan baik.
- Koleksi perpustakaan meliputi buku, kamus, ensiklopedia, majalah/koran, kliping, media auditori (kaset, CD) dan media digital (buku elektronik, dll.).
- Perpustakaan sanggup diakses sebelum, selama, dan setelah jam pelajaran, serta selama jam istirahat.
- Pustakawan sanggup diakses oleh pemustaka.
- Perpustakaan terbuka untuk orang bau tanah dan wali murid. Perpustakaan sanggup menjadi daerah pertemuan-pertemuan orang bau tanah dan menyediakan buku-buku bacaan untuk orang tua.
- Perpustakaan menjadi daerah acara literasi, contohnya diskusi buku, tokoh masyarakat mendongeng/membacakan buku, atau perayaan hari besar lainnya.
Untuk buku bergambar
- Pajang dengan sampul buku depan menghadap ke atas.
- Pajang buku sesuai dengan jenjangnya (SD)
- Pajang buku sesuai klasifikasinya (SMP, SMA/SMK)
- Beri label pada rak sesuai jenjang (SD)
- Beri label pada rak sesuai klasifikasinya (SMP, SMA/SMK)
MEMILIH BUKU BACAAN YANG BAIK
IDENTITAS BUKU
- Ada judul buku di halaman sampul depan buku.
- Ada nama kreator buku (penulis/editor/ilustrator).
- Ada nama dan alamat (fisik dan elektronik) penerbit buku.
MATERI DAN KUALITAS CETAK
- Buku terjilid dengan baik.
- Kertas tidak gampang robek.
- Jenis bacaan dan ukuran aksara sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Desain dan tata letak sesuai dengan usia pembaca sasaran.
CERITA PADA BUKU FIKSI
- Ditulis secara menarik dan sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Mengandung materi yang sesuai dengan nilai budbahasa dan budaya.
- Pesan budbahasa dalam dongeng disampaikan dengan baik tanpa menggurui.
- Tidak mengandung stereotip atau pelecehan terhadap kelompok tertentu.
- Bersifat multikultural.
BUKU NONFIKSI
- Disajikan dengan akurat.
- Sesuai dengan usia pembaca sasaran.
- Mewakili perspektif yang beragam/multikultural.
- Dilengkapi dengan gambar (ilustrasi/foto/diagram/tabel) supaya gampang dipahami oleh pembaca sasaran.
- Berasal dari sumber yang sanggup dipertanggungjawabkan.
BAHASA
- Buku memakai bahasa baku yang gampang dipahami oleh pembaca sasaran.
- Kosakata gres diperkenalkan dalam konteks kalimat atau gambaran yang mendukung.
ILUSTRASI
- Dibuat dengan baik dan menarik.
- Menjelaskan konten buku dengan baik.
- Tidak melecehkan kelompok tertentu, dan memperhatikan multikultural Indonesia.
- Foto sanggup dipertanggungjawabkan keasliannya, mempunyai izin untuk dipergunakan, dan sumbernya disebutkan.
BERTANYA TENTANG BUKU
Setelah agenda 15 menit membaca berakhir, guru sanggup memperlihatkan pertanyaan-pertanyaan ringan perihal buku yang dibaca akseptor didik.
Buku Fiksi
► Apakah kau menikmati dongeng dalam buku itu? Mengapa?► Mengapa kau menentukan buku itu?
► Siapa saja tokoh dongeng dalam buku itu?
- Tokoh mana yang paling kau sukai?
- Bagaimana ciri-ciri tokoh tersebut?
► Andaikata kau penulis dongeng tersebut, bagaimana kau akan mengakhiri dongeng itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kau temukan di buku dongeng itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ceritakan kembali isi dongeng tersebut!
Buku Nonfiksi
► Apakah kau menikmati isi buku itu? Mengapa?► Mengapa kau menentukan buku itu?
► Apa sajakah bagian-bagian dalam buku itu? Bagian mana yang paling kau sukai?
► Apa yang tidak kau sukai dari isi buku itu?
► Coba baca dengan nyaring bab buku yang paling kau sukai!
► Bila kau penulis dongeng tersebut, bagaimana kau akan mengakhiri dongeng itu?
► Adakah kata-kata sulit yang kau temukan di buku itu? Bagaimana caramu menemukan maknanya?
► Coba ungkapkan garis besar buku tersebut!
TAHAP PELAKSANAAN GLS
1. TAHAP PEMBIASAAN
► Kegiatan membaca lima belas menit dilakukan setiap hari, namun guru tidak perlu memperlihatkan pertanyaan perihal isi buku setiap hari. Pada tahap pembiasaan, prinsip TANPA TAGIHAN harus dijaga supaya tujuan penumbuhan minat baca akseptor didik bisa dicapai.► Kegiatan bertanya perihal isi buku bisa dilakukan sesekali, misalnya: 2–3 ahad sekali. Selain itu, sifatnya opsional dan tanpa paksaan. Meskipun begitu, guru bisa memperlihatkan apresiasi bila akseptor didik mau menjawab pertanyaan guru.
2. TAHAP PENGEMBANGAN
► Guru bisa memakai tabel atau peta dongeng sebagai acara tindak lanjut. Semua akseptor didik didorong untuk menuliskan ringkasan cerita/buku dan respon mereka di dalam peta cerita/ buku.► Prinsip acara yaitu TANPA PENILAIAN AKADEMIK. Untuk mendorong dan memperlihatkan apresiasi akseptor didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas.
► Peserta didik bisa diminta memberikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok atau di depan kelas. Kegiatan semacam ini bisa dipakai sebagai PENILAIAN NONAKADEMIK.
Baca juga: Cara Efektif Mengajari Anak Supaya Dapat Membaca Dan Menulis
3. TAHAP PEMBELAJARAN
► Peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas acara membaca lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi perihal isi buku juga sudah sering dilakukan di kelas. Peserta didik sudah mempunyai persepsi membaca sebagai acara yang menyenangkan.► Daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi bab pembelajaran bahasa dan menjadi TAGIHAN AKADEMIK.
3 LANGKAH MEMBACA BUKU FIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira dongeng tersebut perihal apa?► Apakah dongeng ini nyata atau fantasi? Dari mana saya tahu?
► Bila teks ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Apa yang diharapkan atau diinginkan tokoh cerita?
► Mengapa saya ingin membaca dongeng ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan latar cerita?
Saat Membaca
► Apa yang akan terjadi di dalam dongeng ini?► Bagaimana perasaan saya perihal tokoh utama?
► Mengapa tokoh dongeng bersikap atau berperilaku seperi itu?
► Apakah dongeng atau teks ini masuk akal?
► Bagaimana kira-kira simpulan dongeng ini?
► Apakah dongeng ini mengingatkan saya pada hidup saya sendiri atau orang lain?
Setelah Membaca
► Bagaimana dongeng ini mempengaruhi perasaan saya?► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari dongeng ini?
► Bagian mana dalam dongeng ini yang berdasarkan saya penting?
► Apakah perasaan saya perihal tokoh dongeng berubah di simpulan cerita?
► Adakah perubahan perasaan atau sikap tokoh-tokoh dongeng di simpulan cerita?
► Apa pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca menyerupai saya?
3 LANGKAH MEMBACA BUKU NONFIKSI
Sebelum Membaca:
► Berdasarkan judul dan gambar-gambar di buku, kira-kira isi buku ini perihal apa?► Apakah isi buku ini faktual/nyata? Darimana saya tahu?
► Apabila isi buku ini nyata, pengetahuan atau manfaat apa yang akan saya dapatkan?
► Mengapa saya ingin membaca buku ini?
► Bagaimana saya bisa menggambarkan garis besar isi buku ini?
Saat Membaca
► Bagian apa sajakah yang akan dibahas di dalam buku ini?► Bagaimana bagian-bagian buku akan dibahas?
► Apakah data dan warta pendukung tersedia dengan memadai?
► Bagaimana saya memahami setiap bab di dalam buku?
► Apakah bahasan pada setiap bab masuk akal?
► Bagaimana kira-kira ringkasan atau simpulan buku ini?
Setelah Membaca
► Bagaimana buku ini mempengaruhi pikiran atau pemahaman saya?► Apa yang saya sukai atau tidak sukai dari buku ini?
► Bagian mana dalam buku ini yang berdasarkan saya penting?
► Bagian mana dalam buku ini yang pernah dibahas di buku lain?
► Apakah bab simpulan telah meliputi keseluruhan isi buku?
► Apakah kritik dan saran yang saya kemukakan terhadap buku ini?
► Apa maksud yang ingin disampaikan pembaca kepada pembaca menyerupai saya?
EMPAT CARA MEMBACA
1. MEMBACAKAN NYARING
Tujuan
- Mengenalkan dasar pengembangan literasi (bunyi, huruf, kalimat, gambar).
- Mendemonstrasikan membaca sesuai konteks bacaan.
- Membina minat baca dan hasrat membaca anak.
- Mendiskusikan buku bersama-sama.
Media
- Buku dongeng bagi pembaca pemula.
- Materi bertema variatif dan sanggup dikaitkan dengan keseharian anak.
- Daftar pertanyaan untuk memandu diskusi.
2. MEMBACA TERPANDU
Tujuan
- Menjadikan siswa lancardan terampil membaca dengan membaca nyaring secara bergantian.
- Meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca melalui diskusi.
Media
- Buku bacaan sesuai jenjang pengalaman mencar ilmu siswa.
- Alat bantu mencar ilmu khusus untuk mencar ilmu membaca (kartu kosakata, kosakata bergambar, alat tulis).
Guru memandu kelompok (4 – 6 siswa) untuk membaca bacaan yang sama.
3. MEMBACA BERSAMA
Tujuan
- Membaca interaktif melalui demonstrasi membaca oleh guru.
- Meningkatkan kelancaran membaca dengan memperhatikan intonasi dan tempo membaca nyaring.
- Membuat siswa mencar ilmu konsep membaca dan mencicipi dirinya sebagai pembaca.
Media
- Buku besar dengan topik berjenjang.
- Kartu kosakata/kosakata bergambar.
- Alat tunjuk bacaan.
Guru membacakan buku untuk siswa dengan nyaring dengan memakai buku besar atau teks dibentuk besar supaya terbaca oleh semua siswa.
4. MEMBACA BERSAMA
- Bacaan dipilih sendiri oleh siswa sesuai minat dan tingkat kemampuan membaca.
- Guru membantu acara membaca seperlunya.
- Membaca sanggup berdiri diatas kaki sendiri menjadi penentu pengembangan kelancaran membaca (kecepatan baca), penguasaan kosakata, latar belakang pengetahuan, dan juga penulisan.
Tujuan
- Menumbuhkan minat membaca siswa.
- Meningkatkan kemampuan membaca.
- Membangun ekosistem sekolah untuk gemar membaca.
Media
- Buku bacaan dengan topik variatif, baik fiksi maupun buku terkait mata pelajaran.
- Majalah dan koran sesuai jenjang kemampuan membaca siswa.
MEMBACA DALAM HATI
Pengertian
- Melibatkan semua akseptor didik dan staf sekolah.
- Dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala.
- Dilakukan di sekolah ataupun di rumah.
Baca Juga: Pengertian Gerakan Literasi, Jenis & Contoh Literasi Sekolah
Penerapan di Rumah dan di Sekolah
- Memiliki jalan masuk terhadap buku ke perpustakaan.
- Dilaksanakan pada waktu tertentu setiap hari.
- Waktu yang dipakai antara 10–30 menit.
- Pilih materi bacaan yang menyenangkan.
- Bahan bacaan bisa berbentuk buku, majalah, komik, dan surat-kabar.
- Di tahap pembiasaan, tidak ada tagihan apapun. Di tahap pembelajaran di kelas, ada tagihan dan penilaian.
- Guru bahasa atau Tim Literasi Sekolah bisa menjadi penanggung jawab agenda ini.
Manfaat
- Membantu mencar ilmu membaca.
- Mendorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, kosakata, tata bahasa, dan ejaan.
JURNAL MEMBACA HARIAN
Pengertian
Instrumen berupa tabel rekaman capaian membaca akseptor didik yang dilakukan 15 menit setiap hari.Bentuk
Dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas di dalam portofolio acara membaca.Isi
Judul buku, nama pengarang/ penulis, genre, jumlah halaman yang dibaca, serta warta lain yang dikehendaki.Manfaat
► Membantu akseptor didik dan guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk acara membaca 15 menit, terutama membaca dalam hati.► Mengetahui capaian acara membaca yang dilakukan oleh akseptor didik setiap hari.
► Mengetahui acara membaca akseptor didik dalam satu bulan atau lebih.
CONTOH JURNAL BACA
TABEL TAHU - INGIN - PELAJARI (TIP)
- Merupakan seni administrasi untuk membantu pemahaman teks.
- Dapat dipakai di semua mata pelajaran.
- Mampu menuntun proses berpikir akseptor didik.
PROSEDUR
- Guru memperlihatkan tabel T-I-P kosong dan menjelaskan apa yang harus diisi di masing-masing kolom.
- Dengan memakai materi bacaan yang ditugaskan, guru memperlihatkan cara mengisi kolom.
- Untuk kolom TAHU (T) Peserta didik mengelompokkan atau mengkategorikan warta yang sudah mereka ketahui perihal topik bahasan.
- Untuk kolom INGIN (I) Peserta didik menciptakan pertanyaan-pertanyaan perihal apa yang ingin mereka ketahui lebih jauh perihal topik bahasan.
- Untuk kolom PELAJARI (P) Peserta didik mengidentifikasi apa yang telah mereka pelajari dari proses membaca.
- Untuk kiprah bacaan berikutnya, guru meminta akseptor didik untuk menciptakan tabel T-I-P secara individu atau berpasangan, dan kemudian memberikan isi kolom (T) dan (I) di depan kelas. Setelah itu, akseptor didik diminta membaca, dan kemudian melengkapi kolom (P).
- Guru menutup acara pembelajaran dengan memberikan bahwa tabel T-I-P bisa dipakai akseptor didik untuk membantu mereka membaca dan belajar.
PELIBATAN PUBLIK DALAM GLS
MENGAPA PERLU MELIBATKAN PUBLIK?
Agar :- Kegiatan GLS sanggup berkelanjutan;
- Peserta didik mengenal figur pola literasi dari masyarakat;
- dan sekolah menjadi terbuka supaya akuntabilitassekolah meningkat.
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Ayo Tumbuhkembangkan Budi Pekerti Peserta Didik melalui Pembudayaan Ekosistem Sekolah supaya Mereka Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat dan untuk mengunduh atau download Panduan Mudah GLS diatas silahkan kunjungi situs resmi Kemendikbud di http://118.98.227.114/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Panduan-Praktis-Gerakan-Literasi-Sekolah.pdf semoga bermanfaat!!