Tuesday, January 5, 2021

Pengertian Gizi Atau Nutrisi

Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. Menurut WHO, Gizi atau Nutrisi yakni asupan makanan, dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kebutuhan kuliner tubuh. Secara umum, Gizi yang baik apabila seseorang mempunyai gizi yang cukup dan seimbang yang termasuk zat didalamnya dikombinasikan dengan acara fisik secara teratur. Kata gizi selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi ekoncmi seseorang, yaitu berafiliasi dengan perkembangan otak, kemampuan berguru dan produktifitas kerja. Dengan memahami gizi maka akan memudahkan pelajar untuk memahami fungsi masing-masing zat gizi bagi metabolisme tubuh.

Pada pelajara kali ini pembahasan mengenai pengertian nutrisi atau gizi berdasarkan banyak sekali para ahli, Jenis dan fungsi zat gizi.

 Gizi atau Nutrisi yakni asupan kuliner PENGERTIAN GIZI Atau NUTRISI

PENGERTIAN GIZI MENURUT AHLI

Beberapa hebat mendefinisikan gizi seperti:


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gizi yakni zat kuliner pokok yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan.

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa dkk (2002), gizi yakni suatu proses organisme memakai kuliner yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak dipakai untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

Menurut Marni (2013),  gizi dalam kesehatan reproduksi yakni bagaimana seseorang individu, bisa untuk mencukupi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, semoga individu tersebut tetap berada dalam keadaan sehat dan baik secara fisik atau mental. Serta bisa menjalankan sistem metabolisme dan reproduksi, baik fungsi atau prosesnya secara alamiah dengan keasan tubuh yang sehat.

Menurut menurut Depkes (2012), Kata gizi yang dalam bahasa Arab "Al Gizzai" sudah dikenal semenjak tahun 1950-an merupakan terjemahan dari bahasa Inggris "nutrition".

Menurut Djoko Pekik Irianto (2006), pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme memakai kuliner yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.

Menurut Tuti Sunardi (2006), Gizi yakni sesuatu yang mempengaruhi dalam proses perubahan dari segala jenis kuliner yang berada di dalam tubuh yang masuk dengan cara memakannya sehingga berkhasiat bagi kehidupan kita.

Menurut WJ Corputty (1977), gizi yakni segala hal yang berafiliasi dengan kuliner yang mempengaruhi kesehatan.

Menurut Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990), Gizi (Nutrition) yakni suatu proses organisme memakai kuliner yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak dipakai untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Menurut Harry Oxorn dan William R. Forte (2010), gizi mencakup pengertian yang luas sebab tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi tubuh melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan semoga kita tetap sehat.

Menurut Nirmala Devi (2012), Gizi yakni substansi yang diperoleh dari kuliner dan dipakai untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh.

Menurut Chairunnisa dkk (2015), Gizi yakni unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu sanggup memperlihatkan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat.

Menurut Purnomowati, Diana H, Cahyo S (2010), Gizi yakni zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun tubuh manusia.

Menurut DR. I.K.G. Suandi, SpA (1998), Gizi merupakan kepingan dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenuhan kebutuhan gizi secara akurat turut memilih kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya insan dimasa yang akan datang.

Menurut Asep Kurnia Nenggala (2006), Gizi merupakan zat hara dalam kuliner yang bernilai dan dibutuhkan makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.


PENGERTIAN ZAT GIZI MENURUT AHLI

Beberapa hebat mendefinisikan zat gizi seperti:

Menurut Sunita Almatsier (2009), zat-zat gizi yang sanggup memperlihatkan energi yakni karbohidrat, lemak, dan protein, oksidasi zatzat gizi ini menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang sanggup dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam pangan dan disebut juga zat pembakar.

Menurut Sediaoetama 1987 (dalam buku Santoso dan Ranti. 2009:102) zat gizi yakni satuan-satuan yang menyusun materi kuliner atau bahan-bahan dasar.contoh materi kuliner ibarat daging, telur, ubi, sayur dll.

Apabila mendefinisikan dari pendapat para pakar diatas, sanggup disimpulkan bahwa secara umum, Zat gizi (nutrients) yakni ikatan kimia yang dibutuhkan tubuh untuk melaksanakan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.


JENIS-JENIS ZAT GIZI

Menurut pakar ibarat Santoso dan Ranti (dalam buku Kesehatan dan Gizi. 2009: 108) mengemukakan bahwa jenis-jenis gizi antara lain yaitu :

1. Karbohidrat

Karbohirdat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Karbohidrat terdiri atas hidrogen, oksigen, dll.

Drs. Syafrizar, M.Pd dan Wilda Welis, S.P., M.Kes dalam Ilmu gizi mengemukakan Karbohidrat yakni zat gizi yang disusun oleh atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (0). Karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan dalam menghasilkan energi yang utama dalam tubuh. Secara umum karbohidrat sanggup diklasifikasikan atas tiga jenis yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Fungsi Kabohidrat.

Dalam tubuh karbohidrat berperan sebagai penghasil energi utama sehingga kebutuhan tubuh akan karbohidrat diperhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil energi.

Selain berfungsi dalam menghasilkan energi karbohidrat juga sebagai pemberi rasa anggun pada makanan, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses dan sebagai penghemat protein.

2. Protein

Protein berasal dari kata Yunani proteios yang berarti "yang pertama" atau "yang terpenting". Protein merupakan zat gizi yang sangat penting sebab yang paling bersahabat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Protein mengandung 20-24 jenis asam amino.

Klasifikasi protein terdiri dari :
  1. Protein tepat atau lengkap
  2. Protein setengah tepat atau setengah lengkap
  3. Protein tidak tepat atau tidak lengkap

Fungsi Protein.

Salah satu fungsi dari protein yakni untuk membantu mengatur metabolisme pada tubuh. Protein dipakai untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh dengan asam basa sehingga akan membuat kestabilan PH cairan pada tubuh kita. Protein bisa mengikat hemoglobin dan mengangkut oksigen dari dalam darah.

Selain fungsi diatas, berdasarkan Joko Pekik (2006: 15) protein juga berfungsi sebagai:
  • Membangun sel tubuh
  • Mengganti sel tubuh
  • Membuat air susu, enzim dan hormon
  • Membuat protein darah
  • Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
  • Pemberi kalori


Apabila tubuh kekurangan protein, maka serangan penyakit busung lapar akan selalu terjadi. Busung lapar yakni tingkat terakhir dari kelaparan, terutama jawaban kekurangan protein dalam waktu lama.


3. Lemak

Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur kabon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O) yang mempunyai sifat sanggup larut dalam zat-zat pelarut tertentu.adapun lemak yakni zat gizi padat energi, nilai kalori 9 kalori setiap gram lemak. Fungsi lemak yakni sebagai sumber utama energi yaitu cadangan dalam jaringan tubuh dan ganjal bagi organ tertentu dari tubuh.

Fungsi Lemak

Fungsi utama lemak yakni memperlihatkan tenaga kepada tubuh. Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan materi pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K.

Menurut sumbernya lemak sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani.


4. Vitamin

Kata vitamin berasal dari vitamine oleh Vladimir Funk, sebab disangka suatu ikatan organik amine, dan merupakan zat vitamin yang dibutuhkan untuk kehidupan (vital).

Menurut Sunita Almatsier (2009: 151) vitamin yakni zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak sanggup dibuat oleh tubuh.


Fungsi Vitamin

Fungsi utama vitamin yakni mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Secara umum Vitamin juga mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
  • Mengatur zat dalam tubuh
  • Berfungsi menguatkan gigi dan tulang
  • Mempercepat Pertumbuhan
  • Memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit
  • Mempercepat proses dalam penyembuhan penyakit
  • Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh
  • Memperlambat dalam proses penuaan
  • Membangun sistem kekebalan tubuh atau sistem imun
  • Menjaga tubuh tetap segar dan menghilangkan rasa capek
  • Vitamin juga diperkirakan berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia tubuh 
Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air (mineral) yaitu vitamin B dan C.


5. Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang cukup penting bagi tubuh manusia, sekitar 4% dari tubuh insan terdiri atas mineral. Ini artinya Mineral yakni zat penting untuk kesehatan tubuh, sebab semua jaringan dan air di dalam tubuh mengandung mineral.

Secara umum, mineral yakni merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat pelindung.

Dalam konteks nutrisi, suatu mineral yakni unsur kimia yang dibutuhkan sebagai nutrisi esensial oleh mikroorganisme untuk melaksanakan fungsi yang dibutuhkan untuk hidup. Lima mineral utama dalam tubuh insan yakni kalsium, fosfor, kalium, natrium, dan magnesium.

Fungsi Mineral

Adapun fungsi-fungsi mineral adalah:
  • Produksi hormon
  • Sebagai Katalisator banyak sekali reaksi biokimiawi dalam tubuh
  • Pencernaan dan penggunaan makanan
  • Bagian dari organ vital ibarat tulang, gigi, darah
  • Trasmisi sinyal atau pesan pada sel saraf
  • dll


Demikianlah pembahasan mengenai Gizi dari fungsi-fungsi zat Gizi dalam konteks Nutrisi semoga bermanfaat!



Artikel Terkait




DAFTAR PUSTAKA:

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Utama.

Arti kata gizi. https://kbbi.web.id/gizi. Diakses pada tanggal 22 Februari 2019

Corputty, W.J. 1977. Pengetahuan Barang Makanan. Cetakan Kedua. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Djoko Pekik Irianto. 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Idrus, Deswarni dan Kunanto, Gatot. 1990. Epidemiologi I. Jakarta: Pusdiknakes.

Gizinet - Gizi dan Nutrisi. http://gizi.depkes.go.id/gizi-dan-nutrisi. Diakses pada tanggal 22 Februari 2019.

K, Iriyani., Chairunnisa, E., Kamba, I. 2015. Effectiveness of Booklet Media on Mothers’ Knowledge and Attitude Regarding Exclusive Breastfeeding and Breastfeeding Practice at Manggar Baru Health Center Balikpapan. International Journal of Science: Basic and Applied Research. 21(2): 11-15

Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nirmala, Devi. 2012. Gizi Anak Sekolah. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Nenggala, Kurnia Asep. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo Media Pratama.

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.

Saparinto, Cahyo. Purnomowati, Ida, dan Hidayati, Diana. 2008. Aneka Kudapan Berbahan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Santoso, S., Ranti, AL. 2009. Kesehatan dan Gizi. PT. Asdi Masatya: Jakarta.

Supariasa, I.D.N. dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suandi SpA, dr. I.K.G. 1998. Diit Pada Anak Sakit. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soenardi, Tuti. 2006. Makanan Sehat Penggugah Selera Makan Balita. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Umum.

Syafrizar, M.Pd, Drs dan Welis, Wilda. M.Kes, S.P. 2008. Ilmu Gizi. cetakan pertama. Fakultas llmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Wineka Media

WHO. Nutrition. https://www.who.int/topics/nutrition/en/. Diakses pada tanggal 22 Februari 2019