Saturday, January 2, 2021

Pelajaran Agama Islam Wacana Sunan Wali Songo

KURIKULUM PELAJARAN : Al-Quran telah menjelaskan bahwa wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Mereka yang mengembangkan fatwa Islam. Wali Allah di dunia ini jumlahnya banyak, tetapi dalam pelajarancg ini yang akan kita pelajari hanyalah Wali Songo atau 9 Wali.


Tahukah kalian, siapakah 9 wali atau wali songo itu? wali songo berarti sembilan orang wali. wali songo dikenal sebagai penyebar agama Islam di pulau Jawa. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu Surabaya Gresik Lamongan di Jawa Timur, Demak Kudus Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Apa saja kisah teladan dan nama-nama dari wali songo (9 Sunan)? untuk mengenal lebih dalam, pelajari bahan sejarah dalam pelajaran agama Islam berikut dengan seksama!

Quran telah menjelaskan bahwa wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa kepada All PELAJARAN AGAMA ISLAM TENTANG SUNAN WALI SONGO
Gambar: nama-nama 9 Sunan dalam wali songo




1. SUNAN GRESIK (MAULANA MALIK IBRAHIM)

Maulana malik Ibrahum atau Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Beliau lahir di Samarkand, Asia Tengah. Beliau berdakwah di Gresik hingga tamat wafatnya di Desa Gapura, Gresik Jawa Timur. Pada Masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Tmur yaitu Majapahit. Raja dan rakyatnya kebanyakan masih beragama Hindu dan Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang beragama Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahakan tidak beragama sama sekali.


Dalam dakwahnya Sunan Gresik memakai cara yang bijaksana dan taktik yang sempurna menurut fatwa Al Alquran dari firman Allah SWT yaitu: "Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan Mu dengan Hikmah (Kebijaksanaan) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik-baiknya. " (QS, An-Nahl : 125)


Dalam mengembangkan Islam ia tidak pribadi menentang kepercayaan mereka melainkan mendekati mereka dengan penuh hikmah, ia tunjukkan keindahan dan ketinggian budbahasa Islami sebagaimana fatwa Nabi Muhammad SAW. Sifatnya lemah lembut dan ramah tamah kepada semua orang, baik sesama muslim atau dengan non muslim membuatnya populer sebagai tokoh masyarakat yang disegani dan dihormati. Lepribadiannya yang baik itulah yang menggoda penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan suka rela dan menjadi pengikut ia yang setia. Kisah teladan Maulana Malik Ibrahim yaitu semangatnya mendakwahkan fatwa Islam, sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit, suka menolong fakir miskin, mengajarkan cara-cara gres bercocok tanam, dan menyembuhkan orang sakit dengan daun-daunan tertentu.


2. SUNAN AMPEL (RADEN RAHMAT)

Sunan Ampel atau Raden Rahmat yaitu putra Maulana Malik Ibrahim. Beliau dilahirkan di Aceh. Ketika berumur 20 Tahun, Sunan Ampel hijrah ke Pulau Jawa. Beliau meneruskan impian dan usaha Maulana Malik Ibrahim.


Sunan Ampel wafat pada tahun 1481. Makam Sunan Ampel terletak di akrab mejid Ampel, Surabaya. Keteladanan sunan Ampel yaitu ia mengajarkan falsafah Moh Limo atau tidak mau melaksanakan lima perbuatan tercela. Prabu Brawijaya terkesan dengan fatwa agama Islam sebagai fatwa kebijaksanaan pekerti yang mulia. Maka dikala Raden Rahmat mengumumkan ajarannya yaitu agama Islam Prabu Brawijaya tidak marah, hanya saja dikala dia diajak untuk memeluk agama Islam ia tidak mau. Ia ingin raja Budha yang terakhir di Majapahit.


Raden Rahmat diperbolehkan menyiarkan agama Islam di wilayah Surabaya bahkan diseluruh wilayah Majapahit, dengan catatan bahwa rakyat dihentikan dipaksa, Raden Rahmat pun memberi klarifikasi bahwa tidak ada paksaan dalam beragama.


3. SUNAN BONANG (MAKHDUM IBRAHIM)

Sunan Bonang yaitu putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban Jawa Timur. Kisah keteladanannya yaitu cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering memakai kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut Bonang. Oleh alasannya itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang.


Setiap Raden Makhdum Ibrahim membunyikan Bonang niscaya banyak penduduk yang tiba ingin mendengarnya. Begitulah siasat Raden Makhdum Ibrahim yang dijalankan penuh kesabaran. Setelah rakyat berhasil direbut simpatinya tinggal mengisi fatwa agama Islam kepada mereka. Tembang-tembang yang diajarkan Raden Makhdum Ibrahim yaitu tembang yang berisikan fatwa agama Islam. Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan bahagia hati, bukan dengan paksaan. Sunan Bonang juga pengubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati.


4. SUNAN DRAJAT

Nama orisinil Sunan Drajat yaitu Raden Qosim, ia merupakan adik dari Raden Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat didirikan di Desa Drajat, Kcamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur.


Dalam catatan sejarah wali songo, Raden Qosim disebut sebagai seorang wali yang hidupnya paling bersahaja, walau dalam urusan dunia ia juga rajin mencari rezeki. Hal itu disebutkan seikap ia yang dermawan. Dikalangan rakyat biasa ia bersifat lemah lembut dan sering menolong mereka yang menderita. Di antara fatwa ia yang populer yaitu sebagai berikut:
  • Berilah petunjuk kepada orang boodoh (buta).
  • Sejahterakanlah kehidupan rakyat yang miskin (kurang makan).
  • Ajarkanlah kebijaksanaan pekerti (etika) kepada yang tidak tahu aib atau yang belum punya adat tinggi.
  • Berilah proteksi kepada orang-orang yang menderita atau tertimpa bencana.


Ajaran-ajaran ini sangat sederhana, siapapun sanggup mengamalkannya sesuai tingkat dan kemampuan masing-masing. Bahkan pemeluk Islam lainpun tidak berkeberatan untuk mengamalkannya.


Dibidang kesenian, disamping populer sebagai hebat ukir ia juga pertama kali yang membuat Gending Pangkur, hingga kini gending tersebut masih disukai rakyat Jawa. Sunan Drajat demikian gelar Raden Qosim, diberikan kepada ia kerena ia bertempat tinggal di sebuah bukit yang tinggi, seakan melambangkan tingkat ilmunya yang tinggi, yaitu tingkat atau derajat para ulama muqarrobin, yaitu ulama yang akrab dengan Allah SWT.


Kisah keteladannya yaitu cera dakwanya yang menekankan keteladanan dalam hal sikap yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pengkur disebut sebagai ciptaannya.


5. SUNAN KUDUS

Sunan kudus yaitu putera Raden Usman haji yang bergelar Sunan Ngudung dari Jipang Panolan, Blora, Jawa Timur. Nama orisinil ia yaitu Ja'fat Sadiq. Sunan Kudus mempunyai tugas yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Ia menduduki posisi sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak, dan hakim peradilan negara. Sunan Kudus banyak berdakwah di kalangan penguasa dan priayi Jawa. Di Kudus pada waktu itu penduduknya masih banyak yang beragama Hindu dan Budha. Untuk mengajak mereka masuk Islam tentu bukannya pekerjaan mudah. Terlebih mereka yang masih memeluk kepercayaan usang dan memegang teguh adat-istiadat lama, jumlahnya tidak sedikit. Di dalam masyarakat ibarat itulah Ja'far Sadiq harus berjuang menegakkan agama.


Sunan Kudus mengajarkan Islam dengan cara tenang dan lemah lembut. Beliau dengan pelan-pelan menghapus kepercayaan Hindu dan Budha dengan memasukkan fatwa Islam dalam fatwa mereka. Di antara yang pernah menjadi muridnya yaitu Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang populer yaitu Masjid Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.


6. SUNAN GIRI

Sunan Giri yaitu putra maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan Bonang. Salah satu  keturunannya yaitu Sunan Giri Prapen yang mengembangkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima. Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan hingga ke wilayah timur Indonesia. Beliau pernah menjadi hakim dalam masalah pengadilan Syeh Siti Jenar, seorang wali yang dianggap murtad alasannya mengembangkan faham Pantheisme dan meremehkan syariat Islam yang disebarkan para wali lainnya. Dengan demikian, Sunan Giri ikut menghambat tersebarnya aliran yang bertentangan dengan faham Ahlussunnah wal jama'ah. Keteguhannya dalam menyiarkan agama Islam secara murni dan konsekuen membawa pengaruh faktual bagi generasi Islam berikutnya. Islam yang disiarkannya yaitu Islam sesuai fatwa Rasulullah tanpa dicampuri dengan adat istiadat lama.


Di dalam kesenian ia juga berjasa besar, alasannya beliaulah yang pertama kali membuat Asmaradana dan Pucung, ia pula yang membuat tembang-tembang dolanan bawah umur yang bernafas Islam antara lain: Jamuran, Cublak-cublak Suweng, Jithungan dan Delikan.


7. SUNAN KALIJAGA (RADEN SAID)

Nama orisinil Sunan Kalijaga yaitu Raden Said. Beliau yaitu putra Adipati Tuban yang berjulukan Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Manur (Syekh Subakir). Raden Said dimakamkan di Kadilangu, Demak. Sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan kepada agama Islam oleh guru agama Kadipaten Tuban. Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang berjiwa besar, berpikiran tajam, dan berpandangan jauh. Beliau berdakwah sebagai mubalig dari satu kawasan ke kawasan lain. Karena dakwahnya yang sempurna sasaran, ia sanggup diterima di kalangan para bangsawan, kaum cendekiawan, dan para penguasa. Beliau juga menjadi penasehat Kesultanan Demak.


Sunan Kalijaga mempunyai pengetahuan luas dalam bidang kesenian dan kebudayaan Jawa. Beliau memakai wayang dan gamelan sebagai sasaran dakwah. Sunan Kalijaga mengarang kisah wayang yang bernafaskan Islam. Selain itu, ia juga berjasa dalam mengembangkan seni ukir, seni busana, seni pahat, dan kesusatraan. Salah satu karya ia yang populer yaitu lagu llir-ilir. Lagu ini berisi seruan untuk masuk Islam.

Mungkin anda menyukai: Arti Serta Makna Lirik Lagu Lir-ilir Sunan Kalijaga


8. SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID)

Sunan Muria atau Raden Umar Said yaitu putra Sunan Kalijaga. Ia yaitu adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah. Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut. Sasaran dakwah ia yaitu para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliau lah satu-satu wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk memberikan Islam. Dan ia pula yang membuat tembang Sinom dan Kinanti.


9. SUNAN GUNUNG JATI (SYARIF HIDAYATULLAH)

Sunan gunung jati berjulukan Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450. Ayahnya Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar yaitu putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya hingga kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.


Sewaktu berada di negeri Mesir Syarif Hidayatullah mencar ilmu kepada beberapa ulama besar di daratan timur tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudah sangat banyak, maka dikala pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa ia tidak merasa kesulitan melaksanakan dakwah.


Sunan Gunung Jati berjasa mengembangkan Cirebon sebagai sentra dakwah dan pemerintahannya yang kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang berjulukan Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan mengembangkan agama Islam di Banten sehingga kemudian menjadi Kesultanan Banten.


Sunan Gunung Jati memperlihatkan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di masjid Demak. Pada pembangunan masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para walinya dan sejumlah tenaga hebat yang dikirim oleh Raden Patah.


KESIMPULAN PELAJARAN AGAMA ISLAM TENTANG SUNAN WALI SONGO


Beberapa peninggalan Wali Songo adalah:
  • Menara kudus dibangun oleh Sunan Kudus.
  • Masjid agung Demak dibangun oleh Raden Patah.
  • Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati).


Wali Songo atau Walisanga mendirikan masjid bergaya arsitektur Hindu ataupun gaya arsitektur lainnya sebagai upaya menarik masyarakat semoga masuk Islam.

Meneladani sikap Wali Sanga dalam kehidupan sehari-hari ibarat contoh:
  • Bersikap lemah lembut;
  • Ramah tamah terhadap orang lain;
  • dan selalu sabar menghadapi masalah.


Contoh teladan tersebut sebagaimana yang dilakukan walisongo dalam mengembangkan agama Islam.


Pengertian dari:
  • Dakwah yaitu Menyebarkan fatwa Agama Islam.
  • Wali yaitu wakil.
  • Teladan yaitu Contoh yang baik.
  • Konsekuen yaitu Tanggung Jawab.
  • Kesultanan yaitu Suatu wilayah yang dipimpin oleh Sultan