Thursday, February 26, 2015

Pelajaran Sastra : Puisi Ihwal Belum Dewasa Karya Kahlil Gibran Dan Chairil Anwar

pengertian dan pola dari puisi hingga pengertian, jenis, ciri serta pola pantun dan syair. Bagaimana supaya lebih mendalami ihwal puisi, hari ini kurikulum pelajaran sastra membahas mengenai karya sastra dari karya-karya tokoh sastra dari penyair populer dunia maupun nasional mirip pola Kahlil Gibran dan Chairil Anwar terutama dalam menyambut peringatan hari bawah umur Nasional.


Chairil Anwar merupakan sastrawan Indonesia, khususnya sebagai penyair. Banyak hasil karya Anwar yang menyentuh hati baik itu ihwal perjuangan, bawah umur maupun kehidupan, begitupula dengan Kahlil Gibran. Walaupun keduanya mempunyai perbedaan dalam penulisan sampai bentuk hasil karya sastra namun tidak sanggup dipungkiri bahwa Kahlil Gibran dan Chairil Anwar yakni hebat sastra ihwal puisi dengan penyusunan lirik berisi makna dengan pemikiran yang bisa mewakili perasaan penyair kala itu. karya-karya tokoh sastra dari penyair populer dunia maupun nasional dari keduanya inilah yang akan jadikan pola goresan pena dalam pengertian puisi ihwal bawah umur sebagai citra supaya nantinya sanggup memotivasi dan menginspirasi siswa di sekolah, baik itu anak pelajar TK, SD, Sekolah Menengah Pertama terutama SMA.





PUISI TENTANG ANAK-ANAKMU BUKAN MILIKMU KARYA KAHLIL GIBRAN UNTUK PELAJARAN SASTRA

PUISI KAHLIL GIBRAN TENTANG ANAK:

Anak-anakmu bukan Milikmu oleh Khalil Gibran


Anakmu bukanlah milikmu,
mereka yakni putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
alasannya pada mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
alasannya jiwa mereka yakni penghuni rumah masa depan,
yang tiada sanggup kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha ibarat mereka,
namun jangan menciptakan mereka menyerupaimu,
alasannya kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun karam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
sampai anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
alasannya Dia mencintai bawah umur panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

 Banyak sekali pendapat berdasarkan para hebat sastra ihwal puisi PELAJARAN SASTRA : PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA KAHLIL GIBRAN DAN CHAIRIL ANWAR


PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA CHAIRIL ANWAR UNTUK PELAJARAN SASTRA

PUISI CHAIRIL ANWAR TENTANG ANAK:

Sebuah Kamar Oleh Chairil Anwar


Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”

Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!

Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, lantaran mereka berada
d luar hitungan: Kamar begini
3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa


Baca:


SOAL PELAJARAN SASTRA : PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA KAHLIL GIBRAN DAN CHAIRIL ANWAR

1. Mengapa penulis (Chairil Anwar dan Kahlil Gibran) percaya bahwa bawah umur "bukan anak-anakmu" dan  "putra dan putri dari kerinduan Hidup untuk dirinya sendiri" Jelaskan.

2. Kutip bait terakhir memakai bahasa sastra modern dalam bahasa Indonesia sebagaimana kau medapat pelajarancg di sekolah kamu

3. Buat pemikiran yang bisa mewakili perasaan penyair dengan pemikiran sendiri dari puisi keduanya. Sesuaikan bahasa untuk sekelompok siswa sekolah dasar (SD)