Daftar Isi:
- LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN WARA (WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA)
- SEJARAH 12 AGUSTUS SEBAGAI PERINGATAN HARI WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA (WARA)
- WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA PERINGATI HARI JADI WARA 12 AGUSTUS 2019
- MARS WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA
- KESIMPULAN PELAJARAN SEJARAH: PERINGATAN HARI WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA 12 AGUSTUS
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN WARA (WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA)
Berdasarkan situs resmi TNI Angkatan Udara Indonesia, Peran serta kaum perempuan dalam usaha Bangsa Indonesia baik dibidang pertahanan maupun pendidikan, semenjak dulu kala tidak sanggup diabaikan begitu saja, terlebih-lebih pengorbanan jiwa dan raga yang tidak sedikit. Dengan didasari kesadaran sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 30 ayat I Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan, bahwa tiap-tiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, maka kiprah serta kaum perempuan Indonesia sanggup terbuktikan dalam sejarah usaha bersenjata Bangsa Indonesia semenjak Perang Kemerdekaan hingga kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.Dengan bertitik tolak dan fakta historis serta berlandaskan konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dan idiil Pancasila, maka pada tahun 1962 Deputy Menteri/Panglima Angkatan Udara Urusan Administrasi Laksamana Muda Udara Suharnoko Harbani menerima kiprah dan wewenang untuk membentuk Wanita Angkatan Udara (Wara). Dalam penugasan tersebut telah digariskan, bahwa Wara tersebut bukan merupakan suatu korps tersendiri sebagaimana Korps Wanita TNI-AD (Kowad) dan Korps Wanita TNI-AL (Kowal) yang sudah terbentuk lebih dulu. Keanggotaan Wara diintegrasikan kedalam korps/kecabangan yang berlaku di lingkungan Angkatan Udara sama dengan anggota militer laki-laki lainnya.
Gambar logo: lambang Tentara Nasional Indonesia (TNI) SWA Bhuwana Paksa |
Dalam rangka merealisasikan pembentukan Wara tersebut maka langkah akal Pimpinan Angkatan Udara mengadakan telaahan staf yang mencakup empat bidang, yakni;
- Bidang Organisasi : Letkol Udara PNB S. Sudjatmiko.
- Bidang Pendidikan : Letkol Udara PNB Tjok Saroso Hurip.
- Bidang Anggaran : Letkol Udara PNB Bob Surasa putra.
- Bidang Personalia: Letkol Udara PNB Sumitro
Sebagai tempat pendidikan Wara tersebut telah pula disepakati, yakni di lereng Gunung Pelawangan berdampingan dengan Gunung Merapi, Kaliurang, Yogyakarta. Pemilihan lokasi yang berhawa hambar ini merupakan tempat yang bersejarah. lantaran disinilah tempat berkumpulnya para Pemimpin Republik Indonesia mengadakan negosiasi dengan perutusan Belanda di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara (KTN) sebelum pecahnya Perang Kemerdekaan II.
Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara meskipun sebagai militer namun yaitu seorang perempuan yang tunduk dan menjunjung tinggi budbahasa tradisi nenek moyang kita yang terwujudkan dalam perilaku dan perlaku ketimuran yang luhur. Selain itu Wara yaitu juga seorang perempuan yang secara kodrati dan alami mempunyai sifat-sifat kewanitaan menyerupai perempuan umum lainnya. Dalam memasuki usia yang kesembilan belas tahun Wara merasa memerlukan seorang Ibu sebagai pembimbing dan penuntun bagi Wara.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Nomor : Skep/24/VI/1982 tanggal 12 Juni 1982 secara fungsional isteri Kasau dikukuhkan sebagai Ibu Winayadati Kanyasena, sedangkan bagi para isteri Panglima Komando Daerah Udara ditunjuk sebagai Ibu Winayadati Kanyasena di wilayahnya masing-masing. Sebutan Winayadati Kanyasena yaitu pembimbing/penuntun bagi tentara perempuan dalam hal ini Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Wara).
SEJARAH 12 AGUSTUS SEBAGAI PERINGATAN HARI WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA (WARA)
Masih menurut situs resmi TNI Angkatan Udara Indonesia, Dulu, di awal pembentukannya 12 Agustus 1963, Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Wara) memang merupakan realisasi emansipasi wanita. Mereka ingin sama menyerupai pria, termasuk menjadi anggota militer Angkatan Udara. Kala itu, para sarjana, sarjana muda serta lulusan B-1 wanita, menembus kebiasaan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Kepercayaan pertama diberikan kepada mereka yaitu yang sesuai naluri dan kodrat kewanitaan, ditugasi bidang administrasi, guru bahasa, dokter dan satu dua di bidang hukum.Setelah berjalan beberapa tahun, “tangan-tangan halus“ itu ternyata bisa membuktikan kemampuan yang lebih. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penerbangan mulai dimasuki. Mereka ikut mengatur penerbangan melalui menara pengawas kemudian lintas udara (tower). Sejak dikala itu Wara terus berkembang, tidak canggung lagi melaksanakan kiprah yang biasanya dilakukan oleh tentara pria.
Tahun 1982, keadaan sudah sangat berbeda. Wara bukan hanya sebagai pengatur penerbangan, tetapi lebih dari itu mereka bahkan menjadi orang yang mendengarkan suara-suara petugas tower dari kokpit pesawat udara, sebagai penerbang. Mulanya dua orang saja yang mengawali pegang kemudi pesawat terbang, Hermuntarsih dan Sulastri Baso. Setelah terbukti kemampuannya, jumlah dua orang itu ditambah lima lagi, Inana, Veronika, Ratih, Sumartini dan endrika.
Tugas menerbangkan pesawat militer membuktikan bahwa Wara tidak kalah berani dari militer pria. Diberinya tugas-tugas lain yang lebih menakutkan. Kali ini melompat dari pesawat terbang, sebagai peterjun bebas (free fall). Ternyata prestasi Wara di penerjunan pun menakjubkan. Tim terjun payung Wara yang diberi nama oleh masyarakat sebagai Pink Force, berhasil memecahkan rekor penerjunan beregu maupun perorangan dalam arena Pekan Olahraga Nasional (PON). Kejuaraan tingkat dunia terjun payung pun pernah diikuti peterjun-peterjun Wara, satu diantaranya yaitu Kejuaraan Dunia untuk ketepatan mendarat, di Senayan, 1991.
Di cabang olahraga udara terbang layang, mereka pun berkiprah. Dalam PON XV di Jawa Timur, Juni tahun 2.000, penerbang-penerbang layang Wara ikut ambil bab dan bahkan menjadi juara. Medali-medali emas, perak dan perunggu berhasil disumbangkan atlit-atlit Wara melalui cabang terbang layang dalam PON-PON sebelumnya, merupakan bukti bahwa mereka memang patut disegani.
Di tahun 1977, Wara mengukir sejarahnya dengan suplemen prestasi. Kalau sebelum ini angkernya petugas Provost Tentara Nasional Indonesia AU, penjaga gerbang-gerbang pangkalan udara, hanya didapati polisi militer yang berkumis, maka kini bisa ditemui Provost Tentara Nasional Indonesia AU yang menggunakan rok. Meskipun mereka wanita, namun seragam polisi militernya tetap mencerminkan tingkat disiplin yang tinggi.
Sisi lain kemampuan Wara sebagai militer wanita, yaitu di bidang perbaikan pesawat terbang. Wanita yang berseragam biru muda biru renta itu memasuki skadron-skadron tehnik untuk melaksanakan tugas-tugas perbaikan pesawat terbang, di mana sebelumnya hanya dilakukan oleh tehnisi pria. Berbaju werkpack dan bergelut dengan oli, memang tidak banyak orang berminat ke sana, tetapi Wara ada di sana.
WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA PERINGATI HARI JADI WARA 12 AGUSTUS 2019
Di 12 Agustus 2019, para perwira dan bintara korps perempuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Indonesia akan Memperingati Hari Ulang Tahun Wara (Wanita Angkatan Udara) Indonesia yang ke-56. Tentu saja peringatan hari jadi perempuan angkatan udara Indonesia pada 12 Agustus telah dipersiapkan sebelum hari puncaknya. Misalnya di Bandung, dalam rangka HUT ke-56 Wara Bakorda AU Bandung telah melaksanakan Bakti Sosial ke SLB Lanud Sulaiman sebagai salah satu rangkaian acara Hari Ulang Tahun Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara yang jatuh pada tanggal 12 Agustus 2019 mendatang.Setiap pelaksanaan acara bakti sosial sabagai salah satu rangkaian acara Ulang Tahun Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Wara) tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang mulia sebagai cerminan dedikasi juga kepedulian untuk menanamkan nilai-nilai sosial serta spiritual bagi setiap para perwira dan bintara korps perempuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Indonesia (Wara).
Peringatan HUT Wara yang jatuh pada tanggal 12 Agustus 2019, tentu mempunyai pesan dengan tema supaya hari ini sanggup dijadikan sebagai momentum untuk mawas diri sebagai upaya lebih mengevaluasi kembali sejauhmana kiprah, perjalanan sejarah, dedikasi dan usaha Wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara di masa kemudian yang sanggup dilanjutkan dimasa sekarang.
Baca:
MARS WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA
Wanita angkatan udara republik indonesia siap laksanakan kiprah mulya membela ibu pertiwi sedia korbankan jiwa raga menjunjung tinggi harkat perempuan setia pada pancasila usaha kita niscaya jayaSrikandi angkatan udara Republik indonesia Abdi harapan keluarga Perlambang perempuan utama Selalu berikan darma bakti Penemban tujuan usaha Pelita angkatan udara Menuju Indonesia sentosa.
KESIMPULAN PELAJARAN SEJARAH: PERINGATAN HARI WANITA ANGKATAN UDARA INDONESIA 12 AGUSTUS
Sebagai kesimpulan selesai pelajarancg.blogspot.com, tiada kata yang lebih bijaksana selain doa dan harapan dalam sebuah ucapan, oleh alhasil sebagai penulis dari kuriklum pelajarancg mengucapkan selamat memepringati hari jadi yang ke-56 untuk seluruh para perwira dan bintara korps perempuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Indonesia semoga dengan lahirnya semangat usaha perempuan Indonesia dalam memperlihatkan darma bakti kepada NKRI bisa menginspirasi wanita-wanita muda jaman kini hingga lahirnya kartini terbaik terutama minat menjadi bab dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Wanita (Wara) Indonesia. Sekali lagi Dirgayahu WARA Tentara Nasional Indonesia AU Tahun 2019 12 Agustus yang ke-56.